watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

CLEANING SERVICE

Peluang kadang-kadang datangnya tidak bisa
diduga. Aku sudah lebih dari 10 tahun bekerja di
kantor ini, tapi baru saja aku menemukan
peluang yang sama sekali tidak aku sangka.
Ceritanya begini. Sejak anakku masuk SMP, aku
terpaksa mengantar sendiri dia kesekolah pagi-
pagi. Sekolahnya lumayan jauh dari rumah,
berjarak sekitar 45 menit. Aku setiap hari harus
bangun pagi sekali agar aku bisa sampai ke
sekolah anakku sekitar jam 7 kurang 10, karena
sekolah dimulai jam 7 tepat. Dari mengantar
sekolah aku tidak mungkin lagi kembali ke
rumah, karena aku harus sampai di kantor jam
9. Jarak sekolah dengan kantorku sekitar 10
menit perjalanan. Jadi setiap pagi aku sudah
berada di kantor jam 7 pagi. Kantorku
menempati gedung bertingkat. Setiap aku
sampai kantor, yang pertama aku lakukan adalah
buang air kecil. Kebiasaanku setiap hari
meminum air putih sekitar 1,5 liter pada saat
menjelang berangkat dari rumah, sehingga
sesampai di kantor aku sangat tersesak kencing.
Ini aku lakukan merupakan terapi air putih untuk
kesehatan. Sering kali ketika aku akan kencing,
wc sedang dibersihkan oleh petugas cleaning
service. Biasanya aku tahan sebentar sambil
menunggu wc rampung dibersihkan.
Masalahnya yang membersihkan petugas
cleaning servicenya adalah cewek, jadi aku agak
segan juga. Suatu hari aku sudah sangat
tersesak kencing. Rasanya menunggu Yani,
begitu nama petugas cleaning service,
merampung kerjanya tidak mungkin. Aku
akhirnya menerobos saja lalu membuka celana
dan langsung memancurkan air yang menyesak
akan keluar. Pada saat itu Yani sedang mengepel
lantai di bagian ujung WC sehingga dia tidak
sempat keluar. Sebab jika keluar harus melalui
tempatku berdiri. Maklum WCnya tidak terlalu
luas. Aku berpikir, toh dia tidak bisa melihat
karena posisinya agak dibelakangku. Seandainya
ada orang juga kencing di sebelahku juga nggak
bakal bisa melihat. Masalahnya nggak enak saja
kencing sementara disitu ada cewe. Yani sudah
lama aku kenal. Dia sering aku mintai tolong
untuk membeli makan siang di warung yang
banyak terdapat di depan gedung. Tentu saja
ada ongkos aku berikan, yang kadang-kadang
ongkosnya sama atau kalau dibulatkan menjadi
lebih besar dari harga pesananku. Jadinya dia
memang akrab denganku. Yani umurnya masih
sekitar 18 tahun. Dia drop out dari SMA kelas 2.
Jika mengenakan seragam cleaning service, dia
tidak terlihat sexy, tetapi jika memakai jeans dan
kaus, kelihatan pahanya yang gempal dan
susunya yang menggembung. “Sorry ya yan
gue nggak tahan kebelet banget nih,” kataku. “Ah
gak pa pa pak , nggak kelihatan kok,” katanya.
“Ah kelihatan juga nggak apa-apa juga,” kataku
menggoda sambil melampiaskan kencingku
yang sangat mendesak. “Ih Bapak genit ah,
“katanya sambil terus membersihkan lantai.
“udah pernah liat apa belum,” tanyaku
menggoda lagi. “Aslinya ya belum lah pak, kalau
di film sudah beberapa kali. “Sini deh kalau
pengen liat, yang asli,” kataku. “Ah bapak …..,
saya malu ah,” katanya. “Lho yang malu emang
harusnya siapa, kamu kok jadi kebalik.” kataku.
“Emang Bapak gak malu,” jawabnya sambil
mendekat. Rupanya ada juga keinginan dia
melihat wujud asli alat paling rahasia seorang
pria. “Ih kok kecil ya pak, di film-film kayaknya
gede banget,” kata yani sambil mengintai
barangku dari samping. “Ya iyalah, yang difilm
itu kan barangnya orang bule dan negro yang
badannya gede, lagian barangnya kan siap
tempur, lha ini dia lagi males karena sedang
mancur dan lagi orang Indonesia kan gak segede
orang barat,” kataku. “ O gitu ya pak,” katanya
Pembicaraan singkat itu membuat barangku
pelan-pelan memuai. Aku kencing memang
cukup lama karena yang dikeluarkan rasanya
memang banyak sekali. Yani masih
memperhatikan barangku. Dia tidak malu-malu
lagi karena dia mengambil posisi yang lebih jelas
untuk melihat. Setelah semua keluar aku
mencuci ujung penisku dengan air yang mancur
keluar dari toilet. Yani masih antusias melihat
barangku. “Bentuknya lucu pak, kaya pakai topi,”
katanya. “Kalau mau pegang, boleh kok, pegang
aja.” Kataku. Yani tidak punya keberanian
menjangkau barangku. Ku pegang tangannya
dan kubimbing ke arah penisku. Mulanya dia
malu sehingga tangannya agak dikakukan, tetapi
karena aku tarik terus akhirnya dia melemas.
Tangannya kubekapkan ke penisku yang sudah
berdiri sempurna. Kuremas tangannya agar dia
juga meremas barangku. Dia meremas dan aku
merasakan nikmat. “ Idih kok keras dan anget
gini sih Pak,” katanya. Aku tidak menjawab
karena menikmati sensasi remasan Yani. “Udah
ah pak nanti saya gak kerja-kerja,” katanya
mengakhiri remasan di penisku. Aku pun
menutup resleting dan keluar wc menuju meja
kerjaku. Sepagi ini belum ada pegawai yang
datang. Aku puas menikmati sensasi pagi.
Sambil menunggu pegawai lainnya datang, aku
browsing di internet sambil berkhayal untuk
lebih jauh dengan Yani. Dalam benakku
berkecamuk, dia cleaning service, sementara aku
dikantor ini cukup punya jabatan yang
terpandang. Kalau misalnya aku ada affair
dengan Yanti lalu terbongkar, wah malunya
bukan main. Tapi dibalik itu, Yanti cukup
menarik. Sejauh ini sudah lebih mudah
mengolahnya untuk tindak lanjut. Wah gimana
ya aku bingung juga. Seandainya saja dia bukan
bekerja sebagai cleaning service di gedung
tempat kantorku berada, aku pasti tidak pikir
panjang mengarapnya. Hari berikutnya aku
datang agak lebih pagi, karena jalanan agak
longgar. Sesampai dikantor, Yani masih
membersihkan ruang kerja. Melihat aku datang
dan langsung menuju WC, Yani pun ikut pula
masuk. “Pak penasaran pengen liat lagi,
semalaman jadi kepikiran pak gara-gara Bapak
sih,” katanya. Aku tentu saja membiarkan dia
ikut masuk dan menonton barangku. Kali ini dia
kusuruh memegangi batang penisku yang
sedang mancur. Celana agak aku turunkan,
sehingga tidak saja batang penis yang bebas,
tetapi kantong menyan di bawahnya juga
terbebas. Di pegang Yani penisku jadi memuai,
dan kencing nya menjadi mengecil, sehingga
penuntasannya jadi lebih lama. Selesai semua
keluar aku ajarkan bagaimana mencuci sisa air
seni di ujung penisku. Yani kelihatannya
penasaran sekali, sehingga dia menurut saja
perintahku. Lepas itu di sentuh-sentuh bagian
kantong menyan. “ Pak ini apa kok empuk-
empuk,” tanyanya. Aku jelaskan dan aku
ingatkan agar dia tidak meremas kantong pelirku,
karena rasanya sakit dan sengal, kalausempat dia
remas bagian itu. Kantong pelirku ditimang-
timangnya, lalu batangku di genggamnya. “ Ih
gemes deh pak rasanya pengen ngremes aja,”
kata Yani. Yani gadis yang agak agresif dan
keingintahuannya cukup besar. Padahal dia
belum pernah punya pacar. Pacaran di sekolah
dulu hanya sekedar jalan bareng, nonton, tidak
lebih dari itu. Jadi dia sebenarnya belum pernah
dijamah laki-laki. Aku tidak bisa tinggal diam,
tanganku menjamah susunya yang lumayan
menggembung. Dari luar bajunya aku remas-
remas. Yani kutarik dan kupeluk dari belakang.
Tanganku dengan segera menyusup ke balik
bajunya dan masuk ke dalam bhnya. Bongkahan
susu yang empuk dan kenyal aku remas-remas.
Terasa pentilnya yang masih kecil aku pelintir-
pelintir. Puas meremas susunya tanganku yang
satu lagi membuka celana panjangnya dan
langsung menelusup ke balik celana dalamnya.
Disana aku meraba bulu-bulu yang tidak terlalu
lebat. Ketika jari tengahku menemukan celah
belahan memeknya terasa ada lendir di
rongganya. Kumainkan sebentar jari tengahku di
rongganya lalu aku tekan-tekan clitorisnya. Yani
mendesah-desah. Aku makin bersemangat,
karena Yani kelihatannya sudah pasrah. Kugosok
terus clitorisnya sekitar 5 menit sampai dia
akhirnya mencapai orgasme. Setelah itu kami
mengakhiri permainan dan kembali membenahi
baju kami masing-masing. Akhirnya hampir
setiap hari aku melakukan petting berat di wc
dengan Yani. Aku sudah tidak perduli lagi soal
statusku dibanding dengan status Yani. Apalagi
di depan orang lain dia terlihat normal dalam
berhubungan denganku. Yang membedakannya
upah membeli makan siang, sekarang makin
besar. Tapi itu atas kemauanku sendiri.
Hubunganku dengan Yani tidak terendus
sedikitpun oleh pegawai-pegawai di kantorku.
Jadinya aku merasa aman-aman saja. Setelah
acara petting berjalan beberapa waktu, aku
penasaran untuk mendapatkan yang lebih. Pagi
itu aku sengaja datang setengah jam dari
biasanya. Yani ketika itu juga lagi menyapu
ruang kerja. Kutarik dia masuk ke wc
perempuan. Pegawai perempuan di lantai ini
tidak terlalu banyak. Mereka biasanya baru
muncul sekitar jam 10. Rasanya lebih aman
bercumbu di wc perempuan. Aku tarik Yani
masuk ke salah satu bilik wc perempuan. Toilet
duduknya aku tutup dan aku segera
menurunkan celanaku. Baju Yani aku buka
kancingnya dan BHnya aku lepas. Sedangkan
celananya aku lepas semuanya. Yani aku pangku
berhadapan. Aku berusaha memasukkan
penisku ke celah kemaluannya. Setelah posisinya
tepat aku menarik Yani agar menurunkan
badannya. Barangku perlahan-lahan ambles ke
dalam rongga hangat kemaluan Yani. Pikiranku
segera berproses. Rasanya dia sudah tidak
perawan lagi, karena penisku tidak menemukan
kesulitan berarti untuk tenggelam seluruhnya.
Tapi nanti sajalah pertanyaan ini dicari jawabnya.
Yani aku arah kan agar bergerak-gerak sehingga
aku merasa penisku di remas-remas. Aku lalu
bersandar ke toilet dan memberi ruang lebih
leluasa bagi Yani. Dia bergerak mengikuti
nalurinya sambil tangannya berstumpu di kedua
pundakku. Sensasi hidden sex begini memang
luar biasa nikmatnya. Payudaranya berguncang-
guncang karena gerakan liar Yani. Gerakan susu
yang cukup besar ini merupakan pemandangan
yang sangat mempesona. Kami bermain sekitar
10 menit. Rasanya Yani sempat mencapai
orgasme lalu menjelang aku orgasme aku buru-
bur mencabut penis dari lubang nikmat. Meski
dalam keadaan sange aku sadar bahwa jika dia
hamil, karirku bisa hancur. Setelah kami
menyelesaikan permainan dan masih
berpelukan, aku tanyakan ke Yani, apakah dia
sudah pernah melakukan seperti ini. Dia terus
terang mengaku bahwa dia pernah dikerjai
pamannya ketika dia masih kelas 2 SMP.
Pamannya sempat 3 kali menggumulinya. Tapi
kata Yani dia waktu itu tidak tau apa-apa. Aku
manjadi terbiasa main dengan Yani di WC
perempuan di pagi hari. Memang tidak tiap hari,
tetapi seminggu paling tidak kami melakukannya
2 kali. Aku kemudian menjadi khawatir juga
kalau Yani hamil. Melalui bidan kenalanku dia
dipasangsi spiral. Asyiknya yani tidak malu-malu
mengajakku main, jika di merasa ingin. Jadi
rasanya lebih sering dia mengajak main
dibanding aku. Yani memiliki nafsu yang cukup
tinggi. Permainan satu ronde bagi dia masih
belum cukup. Aku beberapa kali mengajaknya
menginap di hotel. Kami melampiaskan hasrat
sepuas-puasnya. Meskipun hubunganku dengan
Yani sudah sangat jauh, tetapi dia tidak menuntut
apa-apa dari ku. Bahkan di depan pegawai lain
dia bersikap wajar. Aku yang tidak tega,
sehingga kemudian aku memberi uang bulanan
yang agak lebih besar dari gajinya. Sekitar
setahun hubunganku dengan Yani, dia mengadu
bahwa dia sudah punya cowok. Kata dia
cowoknya cakep dan sudah kerja di asuransi.
“Pak aku tiap malam main ama cowokku, abis
kalau lagi kepengin kepalaku rasanya pening,”
kata Yani. Permainan denganku masih terus
sampai akhirnya dia menikah dengan cowoknya.
Menjelang pernikahannya aku minta bidan
temanku untuk mencabut spiralnya. Kata yani,
cowoknya tidak tahu kalau dia pakai spiral.


Adult | GO HOME | Exit
1/1405
U-ON

inc Powered by Xtgem.com